Selasa, 09 Desember 2014

Panana, Lidah Biru dari Timur

Kadal Panana atau biasa disebut Blutong adalah jenis kadal yang berasal dari Pulau Papua dan Australia. Di kepulauan Indoensia, Panana biasa ditemukan di Irian Jaya. Sedangkan di Australia, Panana lebih dikenal dengan sebutan Blue-Tongue Skink (BTS) karena ia memiliki lidah yang berwarna biru. Perlu kalian ketahui, bahwa Panana merupakan kadal terpintar karena ia bisa mengenali bau, bunyi dan suara manusia. Bentuk fisik dari Panana cukup unik, ia memiliki badan yang datar/ceper, kepala yang lebar, kulit yang bersisik halus mengkilap dan gigi yang besar. Panjang Panana bisa mencapai 50cm tergantung dari spesies dan jenis kelaminnya.

Panana tergolong hewan omnivora atau pemakan segala. Makanan yang baik untuk nya berupa 40% hewani dan 60 % tumbuhan. Untuk daging bisa berupa fillet ayam, jangkrik, ulat hongkong dan untuk Panana dewasa bisa diberi mencit. Tumbuhan yang disarankan berupa buah-buahan saja, seperti pepaya dan pisang. Untuk camilan bisa diberikan cat fot / dog food. Panana tidak perlu tiap hari makan, cukup seminggu 3x saja.

Ia perlu suplemen kalsium dan vitamin D, di alam ia suka berjemur dan sekali kali berendam. Ia suka bersembunyi di lubang kayu mati dan dedaunan yang gugur di tanah. Panana sangat cocok dijadikan hewan peliharaan. Karena tempramennya yang tenang, kecuali Panana tangkapan liar.

Untuk mengurangi eksploitasi di alam dan menjaga keberadaan jumlah mereka, maka kami mencoba menernakannya. Saat ini masih ada sepasang panana yang kami beli dari pecinta reptil di Kota Malang seharga Rp.500.000

 Panana disamping berjenis kelamin Jantan, ia memiliki panjang tubuh 38cm. Karakter saat ini hissing, mungkin karena kurangnya interaksi pada manusia. Kami beri nama dia Nusa. Semoga Nusa betah dirumah barunya, dan kelak akan jadi Bapak yang baik :)
 Pasangan Nusa, kami beri nama Tara. Sayangnya terdapat luka di bagian leher, kata pemilik sebelumnya bekas dari masa kawin, jantan menggigit betina. Setelah sheding atau ganti kulit, semoga bisa kembali seperti semula.
 Panjang badan Tara saat ini sekitar 47cm, lebih besar dari badan Nusa.

Kami berharap project breeding ini berjalan dengan lancar. Setiap hal yang penting, kami usahakan untuk update di blog. Jadi, baca-baca terus blog kami ya. Sampa bertemu nanti :)

Senin, 03 Maret 2014

Biawak vs Uromastyx

Biawak a.k.a Nyambik (Varanus Salvator) seringkali digunakan sebagai jamu maupun makanan bagi masyarakat kita. Sebagian orang mengatakan biawak halal untuk dimakan dan sebagian lagi merasa dibuat jijik olehnya. Akhir-akhir ini penulis mendengar dari teman penulis yang pernah memakan daging biawak, ia mengatakan bahwa daging biawak lebih enak dari daging ayam dan jika memakannya kita akan merasakan sensasi hangat dalam tubuh. Mendengar hal itu penulis pun ingin mencoba sekedar ingin mengetahui kebenaran yang teman penulis katakan. Namun tidak langsung penulis coba, penulis berpikir dua kali. Apakah daging biawak benar-benar halal untuk dikonsumsi? Ternyata dari yang penulis baca, penulis sudah membatalkan niat untuk mengkonsumsi daging biawak tersebut. Apa yang penulis baca adalah tentang "Binatang yang Tidak Dilarang Nabi SAW untuk Dimakan" dimana salah satunya termasuk "Dlabb" yang biasa diartikan dengan Biawak.

Daging Biawak, Halal?

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: الضَّبُّ لَسْتُ آكُلُهُ وَ لاَ اُحَرّمُهُ. البخارى 6: 231
Dari Ibnu ‘Umar RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Biawak itu aku tidak mau memakannya, tetapi aku tidak mengharamkannya”. [HR. Bukhari juz 6, hal. 231]
Dalam hadits tersebut disebutkan dalam artiannya mengenai Biawak, namun jika kita telusuri lebih lanjut dengan melihat Kamus bahwa Dhab (الضَّبّ) ialah hewan yang menyerupai biawak yang hidup di padang pasir dan Biawak sendiri dalam bahasa arab disebut Waral (الْوَرَلَ). Jadi, hadits tersebut masih kurang tepat dan membingungkan banyak pihak yang membacanya.
Karena banyak yang mengira bahwa Dhab dan Biawa sama, disini penulis akan membahas sedikit tentang mereka.
Dhab
 

Uromastyx aegyptia atau Dhab adalah sejenis biawak yang terdapat di padang pasir dan sebagai salah satu anggota terbesar dari genus Uromastyx. Dhab dapat di temui di Mesir, Libya dan seluruh daerah Timur Tengah tetapi sangat jarang ditemui saat kini karena penurunan habitatnya.Kulitnya yang sangat keras sering digunakan oleh Arab Badui, sementara dagingnya dimakan sebagai salah satu alternatif sumber protein dan mereka bisa menunjukkan cara untuk menyembelihnya. Nama Inggrisnya Egyptian Mastigure atau Egyptian dab lizard atau Egyptian spiny-tailed lizard. Menurut keyakinan umat Islam, dhab ini halal dimakan dan dikatakan merupakan sejenis obat perangsang tenaga batin tradisional
 Habitat : Dhab hidup di daerah gurun atau padang pasir, mereka biasanya membuat lubang untuk berlindung atau berteduh. Mereka menyukai sayur-sayuran (herbivora) dan kadang sedikit serangga seperti belalang.

Biawak


Biawak adalah sebangsa reptil yang masuk ke dalam golongan kadal besar, suku biawak-biawakan (Varanidae). Biawak dalam bahasa lain disebut sebagai bayawak (Sunda), menyawak atau nyambik (Jawa), berekai (Madura), dan monitor lizard atau goanna (Inggris). Biawak banyak macamnya. Yang terbesar dan terkenal ialah biawak komodo (Varanus komodoensis), yang panjangnya dapat melebihi 3 m. Biawak ini, karena besarnya, dapat memburu rusa, babi hutan dan anak kerbau. Bahkan ada kasus-kasus di mana biawak komodo menyerang manusia, meskipun jarang. Biawak ini hanya menyebar terbatas di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara, seperti di p. Komodo, p. Padar, p. Rinca dan di ujung barat p. Flores. Biawak yang kerap ditemui di desa-desa dan perkotaan di Indonesia barat kebanyakan adalah biawak air dari jenis Varanus salvator. Panjang tubuhnya (moncong hingga ujung ekor) umumnya hanya sekitar 1 m lebih sedikit, meskipun ada pula yang dapat mencapai 2,5 m.
  
 Perbedaan Dhab dan Biawak

Untuk membedakan antara kedua hewan tersebut rasanya saya hanya perlu menjelaskan ciri-ciri atau karakteristik hewan dhab saja dikarenakan insya Allah mayoritas dari kita sudah mengenal siapa itu biawak. Berikut karakteristik hewan dhab menurut para ulama:

1. Bentuk tubuhnya
  • Bentuk tubuh dhab hampir mirip dengan biawak, bunglon dan tokek.
  • Ukuran tubuhnya lebih kecil dari biawak.
  • Dhab itu berekor kasar (mirip duri duren kalau menurut saya), kesat dan bersisik. Ekornyapun tidak terlalu panjang berbeda dengan biawak.
  • Dhab jantan memiliki dua dzakar dan dhab betina memiliki dua vagina.
2. Warnanya
warna tubuhnya mirip dengan warna tanah, berdebu kehitam-hitaman (غُبْرَة مُشْرَبةٌ سَواداً), apabila telah gemuk maka dadanya menjadi berwarna kuning.

3. Makanannya
  • Rerumputan
  • Jenis-jenis belalang
  • Dhab tidak memangsa dan memakan hewan lain(selain belalang), bahkan Ibnu Mandzur mengatakan bahwa dhab tidak mau memakan kutu.
4. Tempat Hidupnya
Dhab hanya tinggal digurun pasir. Mereka tidak bisa tinggal dirawa-rawa seperti halnya biawak.

5. Sifatnya
  • Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa dhobb tidak memangsa hewan lain kecuali hanya jenis-jenis belalang, maka kami katakan dhab bukanlah hewan buas dan tidak pula membahayakan, berbeda sekali dengan biawak yang sudah kita kenal.
  • Dhab tidak suka dengan air, berbeda sekali dengan biawak yang jago berenang dan menyelam dalam mencari mangsa sehingga terkenal menjadi musuh para petani ikan.
  • Dikatakan pula bahwa dhab tidak meminum air secara langsung. Dhab hanya meminum embun dan air yang terdapat di udara yang dingin. Apabila Orang Arab menggambarkan keengganannya dalam melakukan seseuatu maka mereka berkata: “لا افعل كذا حتى يرد الضب الماء”/ Aku tidak akan melakukannya sampai dhab mendatangi air.
  • Dhab tidak pernah keluar dari lubangnya selama musim dingin.
  • Dikatakan pula bahwasannya umur dhab bisa mencapai 700 tahun.
6. Hubungannya dengan biawak
Dhab merupakan salah satu hewan yang kerap menjadi mangsa kedzaliman biawak.

7. Bangsa Arab memandang dhab
Orang arab suka memburu dhab dan menyantapnya sebagai makanan namun mereka merasa jijik terhadap biawak dan menggolongkannya ke dalam hewan yang menjijikan.
Dari beberapa ciri hewan dhab sebagaimana yang kami sebutkan diatas, memang ada kemiripan bentuk tubuh antara dhab dengan biawak, namun pada banyak hal terdapat banyak sekali perbedaan antara kedua hewan tersebut, yang paling menonjol adalah pada makanannya, dimana dhab merupakan hewan yang jinak(tidak buas) memakan makanan yang bersih dan tidak menjijikan berbeda sekali dengan biawak yang merupakan hewan buas dan pemangsa serta memakan makanan yang menjijikkan. Diantara makanan biawak adalah bangkai, ular, musang, kelelawar, kala jengking, kodok, kadal, tikus,  dan hewan kotor lainnya.
Selain merupakan hewan yang menjijikkan, biawak juga merupakan hewan yang licik dan zhalim. Abdul Lathif Al-Baghdadi menyebutkan bahwa diantara kelicikkan dan kedzaliman biawak adalah bahwa biawak suka merampas lubang ular untuk ditempatinya dan tentunya sebelumnya dia membunuh dan memakan ular tersebut, selain itu biawak juga suka merebut lubang dhab, padahal kuku biawak lebih panjang dan lebih mudah untuk digunakan membuat lubang. Karena kedzalimannya, orang-orang Arab sering mengungkapkan: “Dia itu lebih zhalim daripada biawak”.

Kesimpulan

  • Dhab merupakan hewan yang halal untuk dimakan.
  • Dhab berbeda dengan biawak. Sebenarnya kalau kita mau membuka kamus kita akan dapati bahwa biawak dalam bahasa arab disebut warol (الوَرَلُ), bukan dhab(الضَّبّ).
  • Biawak haram dimakan dikarenakan:
    • Biawak merupakan hewan yang menjijikkan (khabits)
    • Biawak merupakan hewan buas
    • Para ulama mutaqaddimin telah mengharamkan biawak. Para ulama mutaakhirin dari kalangan Syafi’iyah dan Hanabilah telah menegaskan tentang kejelasan haramnya biawak.
WallohuA’lam.

Mulai sekarang lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu, cari kebenaran jangan dari satu sumber, tapi berbagai sumber agak tidak meragukan lagi.

Semoga artikel yang penulis buat dapat berguna bagi para pembaca

Think Smart and Love the Animals

Sumber :

www.wikipedia.org
www.muslim.or.id